Nama anggota
kelompok :
1. Fauziah
Hairunnisa
2. Firda
Hayati
3. Tresna
Destiana I
4. Windy
Nurlia R
5. Yuliana
Rizdyawati
3PA21
Mitologi Psyche/Cupid dan Psyche
Di suatu kerajaan
ada seorang raja yang memiliki tiga orang putri. Putri bungsunya bernama
Psikhe. Psikhe ini sangat cantik sampai-sampai di daerahnya orang-orang menjadi
berhenti menyembah Afrodit dan mulai menyembah Psikhe sebagai dewi kecantikan.
Meskipun Psikhe tidak menghendaki semua perhatian ini, tetap saja Afrodit marah
karena kecantikannya tersaingi. Afrodit lalu memanggil Cupid (Eros), putranya.
Afrodit menyuruh Cupid untuk membuat Psikhe jatuh cinta kepada lelaki terjelek
di dunia. Karena sudah terbiasa melakukan tugas seperti itu dari ibunya, Cupid
pun langsung saja terbang mencari Psikhe.
Tetapi ketika Cupid melihat
Psikhe, dia malah terpesona sampai tidak sengaja ia menusuk tangannya sendiri
dengan anak panah cinta. Cupid pun jatuh cinta kepada Psikhe dan tidak jadi
melakukan perintah Afrodit. Setelah beberapa lama, Afrodit yang terus memantau
Psikhe menyadari adanya suatu keganjilan, kenapa Psikhe belum juga jatuh cinta
pada siapapun? Akhirnya Afrodit langsung turun tangan. Ia mengutuk Psikhe
sehingga tidak ada seorangpun yang mau melamarnya.
Beberapa tahun berlalu,
tidak ada seorang pun yang datang melamar Psikhe sementara usianya sudah cukup
untuk dia menikah. Orangtua Psikhe cemas dan pergi ke orakel untuk meminta
nasehat. Cupid membuat Oracle berkata bahwa Psikhe tidak ditakdirkan untuk
menikahi seorang manusia, melainkan Psikhe harus menikah dengan suatu makhluk
yang tinggal di sebuah gunung.
Psikhe dan Orangtuanya
bersedih, karena menyangka Psikhe ditakdirkan untuk menikah dengan seekor
monster. Setelah perdebatan yang cukup panjang, Psikhe akhirnya berhasil
meyakinkan orangtuanya untuk merelakan putri bungsu mereka mengikuti jalan yang
telah ditentukan oleh takdir. Psikhe meninggalkan tempat tinggalnya. Semua
orang merasa sedih melepas kepergian Psikhe, karena entah disebabkan oleh
kecantikan fisiknya atau juga kebaikan hatinya, Psikhe berhasil menjadi wanita
yang dicintai oleh masyarakat sekitarnya.
Psikhe berjalan menuju gunung
yang dimaksud. Ia terus berjalan sambil memberanikan diri. namun karena ia
tidak kuat menahan rasa takutnya, ia menitikkan air mata. Tiba-tiba datanglah
Zefiros, dewa angin barat. Zefiros lalu membawa Psikhe dari gunung itu menuju
seuatu tempat. Setelah diturunkan oleh Zefiros, Psikhe melihat sebuah hutan
yang indah. Ia pun berjalan menembusnya, hingga ia sampai ke sebuah tanah
lapang yang ditumbuhi rumput. Di tengah tanah lapang itu, terdapat sebuah rumah
indah yang nampak seperti istana.
Tiba-tiba terdengar sebuah
suara yang mengatakan bahwa tempat itu dibangun untuk tempat tinggal Psikhe dan
disana ada banyak pelayan yang tidak terlihat untuk memenuhi kebutuhan Psikhe.
Gadis cantik itu sangat gembira mendengarnya. Di malam hari, tempat itu sangat
gelap dan tidak ada cahaya sama sekali. tiba-tiba Psikhe mendengar suara
seorang laki-laki. Suara itu terdengar halus dan ramah.
"Apa ini monster yang dibilang orakel?"
pikir Psikhe ragu.
Psikhe dan Cupid lalu menghabiskan setiap malam dengan
berhubungan seksual bersama. Namun Psikhe tidak bisa melihat wujud suaminya karena
memang suasananya sangat gelap gulita. Psikhe pun memohon agar suaminya
menampakkan diri di siang hari. Namun dengan sedih suaminya terus menolak
dengan berkata, "Jika kau melihat wujudku, maka saat itu juga kebahagiaan
kita akan berakhir."
Lama-kelamaan Psikhe merindukan keluarganya, awalnya
Cupid menolak tetapi akhirnya mengizinkan saudari-saudari Psikhe datang ke
istana mereka. Ketika tahu keadaan Psikhe, saudari-saudarinya jadi iri. Mereka
lalu berusaha membuat Psikhe dan suaminya berpisah, dengan harapan sang suami
tak dikenal nantinya akan menikahi mereka.
Mereka memanas-manasi Psikhe.
Menurut mereka, Psikhe harus tahu identitas suaminya, karena bisa saja suaminya
adalah monster, seorang monster tentu tidak ingin wajahnya dilihat. Mereka juga
menyuruh Psikhe membunuh suaminya itu jika memang monster. Malam itu, Psikhe
benar-benar melakukan yang dikatakan oleh kakak-kakaknya. Ia membawa sebuah
lentera dan sebuah belati. Awalnya ia
ragu, namun kata-kata kakaknya terus terngiang dan ia pun menyalakan lentera.
Ketika cahaya lentera
menyinari wajah suaminya, Ia langsung menyadari siapa yang selama ini
bersamanya. tidak lain adalah Cupid sang dewa cinta. Psikhe pun makin mencintai
Cupid. Namun karena kaget melihat Cupid, Psikhe tidak sengaja menumpahkan
minyak dari lenteranya ke badan Cupid.
Cupid merasa sakit sekaligus marah akibat perbuatan
Psikhe itu. Cupid pun langsung terbang begitu saja dan meninggalkan Psikhe,
yang hanya bisa menangis sendirian menyesali perbuatannya. Lama Psikhe menunggu
suaminya. namun Cupid tidak lagi datang. Psikhe pun meninggalkan istananya dan
menemui kakak-kakaknya. Psikhe menceritakan tentang kepergian suaminya dan
langsung pergi lagi menjelajahi Yunani mencari keberadaan suaminya.
Setelah mendengar bahwa suami
Psikhe adalah dewa dan kini telah meninggalkan Psikhe, kakak-kakak Psikhe pun
pergi ke bukit berbatu dan berharap akan dibawa ke istana sang dewa. Zefiros
memang datang membawa mereka tetapi bukan ke istana melainkan ke jurang, dia
lalu menjatuhkan mereka di sana sampai mati.
Psikhe terus berjalan hingga
ia memasuki Kuil Demeter. Di dalam kuil itu terdapat banyak biji-bijian
berceceran sehingga kuil itu nampak berantakan. Sambil bersedih Psikhe
mengumpulkan biji-bijian itu sehingga kuil itu tidak lagi berantakan. Demeter
melihat apa yang dilakukan Psikhe. Sang dewi pun berbicara padanya, "Kau
pantas mendapatkan kebahagiaan wahai gadis cantik. Jika kau mencari Cupid, maka
sebaiknya kau menemui Ibunya, Afrodit sang dewi kecantikan, dan berdoa memohon
maaf."
Psikhe sangat senang
mendapat perhatian dari Demeter, maka ia segera menuju Kuil Afrodit. Di sana,
Afrodit yang masih kesal dengan Psikhe menemuinya. Gadis itu meminta maaf
kepada Afrodit. Namun sang dewi berkata bahwa untuk menebus dosanya, ia harus
berhasil melakukan tugas-tugas yang akan Afrodit diberikan. Psikhe pun setuju.
Sebagai tugas pertama, Afrodit telah menyiapkan
setumpuk tinggi biji-bijiann yang terdiri dari tiga jenis biji. Psikhe
ditugaskan untuk memisahkan ketiga biji-bijan itu ke dalam tumpukan yang
berbeda sebelum malam berakhir.
Dengan putus asa Psikhe melakukan tugas yang mustahil
itu. Tapi tiba-tiba datanglah sekoloni semut yang kemudian ikut membantu
Psikhe. Dengan bantuan semut-semut, tugas mustahil itu pun akhirnya berhasil ia
selesaikan sebelum pagi. Afrodit yang melihat keberhasilan Psikhe menjadi
sangat kesal. Tugas berikutnya adalah Psikhe harus mengambil wol, dari
domba-domba emas yang merumput di pinggir sungai.
Ketika Psikhe menuju tempat tersebut, ia
dihentikan oleh sekelompok nimfa yang memperingatkannya, "Wahai gadis
cantik! kamu jangan mendekati domba domba itu! mereka sangat ganas! yang perlu
kamu lakukan hanyalah menunggu hingga siang hari ketika matahari bersinar
terik. Mereka akan berteduh di bawah pohon itu." Psikhe mengerti apa yang
harus ia lakukan. ia berterima kasih kepada para nimfa dan pergi mengamati para
domba emas.
Ketika domba-domba itu
selesai berteduh. Wol emas mereka tersangkut di batang pohon dan semak-semak
tempat mereka berteduh. Psikhe pun tinggal mengambil wol-wol itu dari sana.
Semakin Psikhe berhasil, semakin sulit pula tugas yang diberikan oleh Afrodit.
Psikhe harus mengambil air mematikan dari sungai Stix. Dia mengira kali ini dia
akan mati, namun tiba-tiba datang seekor elang kiriman Zeus yang mengambilkan
air itu untuknya.
Afrodit jadi makin kesal, dan untuk tugas terakhir
Afrodit berkata, "Karena kau, putraku Cupid menjadi nakal. Dia menjadi tidak
penurut lagi. Aku sampai stres memikirkannya, dan kecantikanku pun berkurang.
Sekarang kamu harus pergi ke dunia bawah, temui Persefone dan mintakan
kepadanya sedikit kecantikannya."
Psikhe bingung bagaimana
memasuki dunia bawah dan kembali hidup-hidup. Psikhe berpikir tak ada lagi yang
bisa dia lakukan, dia pun naik ke menara dan berniat bunuh diri. Tetapi begitu
sampai di menara, bangunan tersebut malah berbicara pada Psikhe dan
memberitahunya cara melaksanakan tugasnya.
Setelah mendapat petunjuk, Psikhe
akhirnya masuk ke dunia bawah. Ia mengikuti jalan yang diberitahukan oleh sang
menara. Psikhe Membayar Kharon satu koin untuk mengantarnya menuju gerbang
dunia bawah. Psikhe Melemparkan satu roti pada Kerberos sehingga ketiga kepala
mereka berebutan memakannya. ia juga menolak berbagai permintaan yang diajukan
oleh para arwah disana.
Ketika sampai di istana Hades, Psikhe melakukan
tugasnya yaitu meminta kotak kecantikan pada Persefone. Sesuai petunjuk yang
dia dapat, Psikhe menolak untuk duduk di kursi, dan dari semua makanan yang ada
di atas meja, dia hanya memakan roti.
Persefone mengambil sebuah kotak
dan memberikannya pada Psikhe. Setelah mendapat kotak itu, Psikhe keluar dengan
hati-hati dari dunia bawah, dia memberi lebih banyak kue pada Kerberos dan
membayar lagi pada Kharon. Pada akhirnya Psikhe berhasil sampai di dunia atas.
Namun sekali lagi Psikhe merasa penasaran. Dia ingin
mendapatkan sedikit kecantikan dari kotak yang dia bawa. Dia berpikir tentu
nanti Cupid akan senang kalau dia menjadi lebih cantik. Psikhe melupakan
peringatan dari sang menara dan membuka kotak itu. Begitu Psikhe membukanya,
kutukan tidur langsung keluar dari kotak itu dan membuat Psikhe tertidur abadi.
Sementara luka pada bahu Cupid telah
sembuh dan Cupid sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan Cupid kini sangat
merindukan istrinya itu. Cupid mencari Psikhe dan menemukannya sedang tertidur
dalam kutukan. Cupid mengampulkan kutukan itu dan memasukannya lagi ke dalam
kotak. Cupid lalu menicum bibir Psikhe. Berkat ciuman dari seorang dewa, Psikhe
akhirnya bisa terbangun lagi, dan dia sangat bahagia melihat suaminya. Cupid
lalu terbang ke hadapan Zeus dan memohon supaya Psikhe dijadikan abadi.
Zeus setuju dan menyuruh Hermes membawa Psikhe ke
Olimpus. Begitu sampai di Olimpus, Psikhe diberi minuman para dewa, ambrosia,
dan menjadi abadi. Kini Cupid dan Psikhe bisa bersama dalam kebahagiaan. Cupid
and Psikhe menikah dan memiliki anak bernama Hedone ("kesenangan").
Afrodit sendiri telah memaafkan Psikhe bahkan dia ikut menari dalam pesta
pernikahan mereka.
Hubungan Dewi Psyche Dikatakan Sebagai Jiwa
Psikologi dari perkataan psyche dari bahasa Yunani
kuno yang artinya nafas atau jiwa, logi darai
kata logos artinya ilmu. Jadi psikologi artinya ilmu jiwa.
Uraian kata semacam ini disebut uraian etimologis. Didalam cerita Yunani ada
dua perawan kakak beradik, keduanya sama-sama cantik rupanya, terlebih-lebih
yang mudah. Suatu ketika gadis yang mudah tampak lain keadaannya daripada
biasanya. Mukanya berseri-seri, riang gemibira, ceria. Hal ini menimbulkan
keheranan kakaknya. Menagap adiku berbeda benar dengan biasany ? Ternyata
kelainan kelakuan adiknya karena adiknya berhubungan dengan seorang Dewa
bernama Eros. Gadis muda tadi bernama Psyche.
Dewa Eros melihat kecantikan Psyche
lalu jatuh cinta. Tetapi bagaimana mungkin seorang Dewa dapat kawin
dengan manusia biasa? itulah sebabnya dia akan menyamar. Pada suatu malam
Psyche sedang di taman bunga. Dalam taman bunga itu terhamburlah bau semerbak,
inilah yang menyebabkan perubahan kelakuan Psyche dengan tana bau
harum semerbak itulah Psyche mengenal Dewa Eros yang pada permulaan sekali
tealh diberitahukan kepada Psyche pada kebiasaannya, setelah bau semerbak itu
tercium datangla Dewa Eros berwujud seorang pemuda yang sangat tampan.
Tetapi malang, pada malam itu bau
harum sudah ada, namun Dewa Eros tidak tampak, maka hati Psyche menjadi gelisah.
Lalu berusaha mencari asal mula bau harum itu, tetapi eros selalu
menghindarinya, akhirnya tertumbuklan Eros pada sebuah lampu, dan lampupun
padam serta minyaknya menumpai Psyche. Dalam keadaan gelap Psyche jatuh pingsan
lalu meninggal.
Eros melihat kejadian itu, amat sedih
karena Psyche tak bernafas lagi. Karena sedih dan
cintanya kepada Psyche, maka dihembuslah nafas Eros pada hidung Psyche, yang
kemudian bernafas lagi dan hidup. Seterusnya Psyce dan Eros naik ke Surga
bersama-sama menjadi Dewa dan Dewi yaitu Dewa eros dan dewi Psyche.
Jadi Psyche pada mulanya berarti nafas. Pada
orang yang meninggal, tidak mempunyai nafas lagi. Karena nafas
sebagai tanda hidup manusia, maka nafas lalu diartikan jiwa. Apa yang
menyebabkan hidup oleh bangsa Yunani disebutkan Anima yang
artinya jiwa. Lama kelamaan nafas yang semula sebagai tanda kematian, karena
tidak bernafas, kemudian nafas berarti jiwa (disamakan dengan jiwa). Sekarang
terjadilah istilah psikologi yang asal-usul katanya dari dewi Psyche dalam
ceritera Yunani kuno tadi. Dalam bahasa inggris kata Psikologi
adalah Psychology. Dalam bahasa indonesia padanannya adalah ilmu jiwa,
ilmu kerohanian (meliputi filsafat) atau secara umum Psikologi.
Sumber: